Follow Us @soratemplates

Rabu, 14 Agustus 2024

MENGABADIKAN KENANGAN

Rabu, Agustus 14, 2024 0 Comments

Mengabadikan kenangan merupakan ikhtiar melipat dan menyimpan kisah dan waktu dalam lembaran hati, agar yang pernah singgah tidak larut dalam debu fana. Ia bukan sekadar mengikat gambar pada kertas, bukan pula sekadar melafalkan kisah dalam ingatan, melainkan menyimpan rapi setiap detik sebagai mutiara yang berkilau di samudera jiwa.

Setiap kenangan adalah pesan Pencipta yang ditulis dengan tinta rahasia. Ada yang ditorehkan lewat tawa, ada yang disembunyikan dalam luka, ada pula yang dikirimkan melalui pertemuan dan perpisahan. Kadang warna dan rasanya bisa manis atau pahit, indah atau getir, sejatinya hanyalah bahasa Rabb untuk menuntun manusia mengenali dirinya sendiri untuk selanjutnya wahana mengenal Pencipta.

Mengabadikan kenangan bukanlah keterikatan, melainkan penyerahan. Bukan menggenggam masa lalu dengan cengkeram yang kaku, tetapi merelakannya berjalan di sungai waktu, seraya tetap menjaga kilaunya dalam bening kesadaran. Sebab yang terindah dari kenangan bukanlah bentuknya, melainkan hikmah yang ditinggalkannya. Yang kita abadikan sejatinya bukan peristiwa, tetapi cahaya makna yang menyertai peristiwa itu.

Kenangan ibarat cermin, di mana jiwa dapat menatap dirinya dari masa yang telah berlalu. Dalam cermin itu kita melihat betapa segala yang kita cintai hanyalah titipan, betapa yang kita miliki hanyalah pinjaman. Lalu hati berbisik pelan: tiada yang abadi, kecuali Dia Yang Maha Abadi. Maka mengabadikan kenangan adalah zikir yang tersembunyi, sebuah doa dalam diam, agar yang pernah ada tetap menjadi cahaya yang menuntun langkah kembali kepada Sang Pemilik Waktu.

Adakalanya, mengabadikan kenangan membuat kita menangis; bukan karena ia hilang, melainkan karena ia terlalu indah untuk dilepas. Namun air mata itu pun adalah bentuk syukur: bahwa Allah pernah menghadirkan momen yang begitu berharga dalam perjalanan hidup. Syukur bahwa kita pernah mencicipi kasih sayang, pernah merasakan kehilangan, pernah belajar tentang arti sabar.

Dan sesungguhnya, kenangan adalah taman ruhani. Di dalamnya bunga-bunga doa mekar, meski musim telah berganti. Setiap pertemuan yang kita abadikan menjadi pengingat tentang kasih-Nya, setiap perpisahan yang kita rawat menjadi jalan pulang untuk menambatkan hati kepada-Nya.

Mengabadikan kenangan, pada akhirnya, adalah perjalanan ruh menuju pemahaman terdalam: bahwa segala sesuatu di dunia hanyalah bayang-bayang yang berlalu, dan hanya Allah yang tetap Ada tanpa pernah tiada. Maka, siapa yang mengabadikan kenangan dengan kesadaran ilahi, sesungguhnya ia sedang mengabadikan dirinya sendiri di sisi Allah dalam doa, dalam rindu, dalam cahaya yang tak pernah padam.

Batusangkar, 14 Agustus 2024