Merdeka!
Merdeka!!
Merdeka!!!
Merdeka!!!!
Dalam sebuah riwayat, dikutip oleh Al-Jihad Sabiluna disebutkan, ketika Rib’i Bin Amir r.a, salah seorang utusan pasukan Islam di perang Qadishiyah ditanya perihal kedatanganya oleh Rustum (panglima pasukan Persia), ia menjawab:
“Allah mengutus kami untuk memerdekakan manusia dari penghambaan manusia dengan manusia menuju penghambaan manusia kepada Rabb manusia, dari sempitnya kehidupan dunia kepada kelapangannya, dari ketidakadilan agama-agama yang ada kepada keadilan Islam.”
Kita mesti merdeka secara lahiriah dan batiniyah. Sehingga makna kemerdekaan tidak hanya ada diatas kertas, disuara pidato, dan upacara-upacara bendera, Lebih dari itu kita wajib merdeka secara batiniyah, yakni ketika manusia mampu berada dalam fitrahnya, berislam, beriman, dan berihsan.
Menjadi manusia yang menjaga fitrahnya. Menjadi hamba yang merawat penghambaannya. Paling minimal tidak mengekang orang lain, dan tidak dikekang oleh hawa nafsunya sendiri.
Pemikiran merdeka tanpa dikotomi Liberalisme.
Perekonomian merdeka tanpa disusupi Kapitalisme.
Pemerintahan merdeka tanpa dilucuti Sekularisme.
Penghambaan merdeka tanpa dirasuki Politeisme.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar