Cobalah dudukkan hatimu sejenak dalam ketenangan. Ajak ia
berbicara dengan penuh kelembutan, jangan biarkan ia larut dan tenggelam
terlalu dalam dalam lumpur kesedihan, kekecewaan, keresahan, dan kegelisahan. Sebab
sesungguhnya, semua rasa itu bukanlah jerat yang Allah paksa untukmu, melainkan
pilihan yang engkau rawat dalam diam.
Ketahuilah, bukan karena engkau lemah hingga rasa itu
menguasaimu. Bukan pula karena dirimu tak punya daya. Hanya saja, engkau belum
menemukan cara yang tepat untuk merespons setiap peristiwa yang hadir di
hadapanmu. Setiap kejadian membawa pesan, namun sering kali kita keliru membaca
isyaratnya.
Perasaan negatif adalah bayangan yang lahir dari persepsi
keliru. Apabila pandanganmu buram, hatimu pun resah. Namun jika engkau mengubah
cara memandang, maka yang tadinya gelap akan tampak terang, yang tadinya getir
akan berubah menjadi pelajaran, dan yang tadinya luka bisa menjadi cahaya
penuntun perjalanan.
Sesungguhnya, ketika persepsi itu engkau luruskan, jiwamu
akan merasakan keteduhan.
Jika engkau memandang peristiwa dengan husnuzhan, hatimu akan tentram,
perilakumu akan baik, dan langkahmu akan lebih terarah. Engkau tidak hanya
mampu bertahan, tetapi juga tumbuh dalam setiap ujian.
Ingatlah, engkau memiliki cukup energi untuk tetap optimis. Allah
tidak pernah menciptakanmu lemah tanpa daya. Dalam dirimu tersimpan kekuatan
yang hanya akan muncul bila kau percayai dan gunakan di jalan yang benar. Hari
esok tidaklah menakutkan, ia hanyalah ladang amal yang menunggu untuk digarap.
Namun jangan salah, hari esok sejati bukanlah sekadar
detik-detik dunia. Hari esok yang hakiki adalah perjumpaan dengan Allah di
negeri akhirat. Di sanalah penentu sejati perjalanan, di sanalah surga menanti
dengan segala kesempurnaan dan kebahagiaannya. Jika demikian, untuk apa engkau
terlarut oleh hiruk pikuk dunia? Apakah pantas engkau menangisi sesuatu yang
memang diciptakan tidak sempurna? Dunia hanyalah ladang, bukan tujuan. Ia
hanyalah perantara, bukan puncak kebahagiaan.
Ibarat seorang musafir, engkau hanya singgah sebentar di
dunia ini. Tempat persinggahan tidaklah seindah tempat tujuan. Engkau hanya
mengisi perbekalan, mempersiapkan bekal terbaik untuk melanjutkan perjalanan
panjang menuju kampung abadi: surga Allah yang penuh rahmat. Sungguh, inilah
rahasia yang membuat seorang mukmin tetap kuat. Ia tidak runtuh meski badai
dunia mengguncangnya. Ia tidak layu meski harapan dunia pupus. Karena ia tahu,
dunia memang fana, dan akhiratlah yang kekal.
Itulah sebabnya ia tetap bersemangat. Ia tidak kehilangan
arah meski jalan berliku. Ia memilih langkah yang paling tepat karena ia sadar,
setiap detik yang berlalu adalah ladang amal, setiap pilihan adalah bekal
menuju pertemuan dengan Tuhannya. Wahai jiwa, perbaruilah syakofahmu tentang
Islam. Perdalam pemahamanmu tentang hakikat hidup, tentang untuk apa engkau
diciptakan, dan kemana engkau akan kembali. Hanya dengan ilmu dan iman yang
benar, engkau bisa menata hidupmu dengan bijak.
Belajarlah menata hubunganmu dengan Allah, sebab Dialah
sumber segala kekuatan. Belajarlah menata hubunganmu dengan manusia, sebab
merekalah sesama musafir dalam perjalanan. Belajarlah pula menata hubunganmu
dengan alam, sebab ia amanah yang dititipkan kepadamu.
Dan jangan lupa, belajarlah berdamai dengan dirimu sendiri.
Ketika semua hubungan itu tertata dengan baik, engkau akan
mampu menempatkan setiap Peristiwa dunia
pada posisinya. Engkau tidak akan mudah runtuh oleh musibah, tidak pula terlalu
jumawa dengan nikmat. Sebab hatimu telah terikat hanya pada satu tujuan:
mencari ridha Allah semata. Dengan cara itu, engkau akan merespons peristiwa
dunia bukan dengan emosi, melainkan dengan kebijaksanaan. Bukan dengan amarah,
melainkan dengan kesabaran.
Bukan dengan keputusasaan, melainkan dengan doa dan tawakal. Di situlah letak
kedamaian seorang mukmin yang sejati.
Maka, wahai jiwa yang sedang gelisah, pahamilah: dunia
hanyalah titipan, kesedihan hanyalah ujian, dan bahagia sejati hanyalah ketika
engkau kembali kepada-Nya. Jadikan setiap langkahmu sebagai bekal menuju
keabadian. Dan yakinlah, siapa pun yang menjadikan Allah sebagai tujuan, maka
dunia akan terasa ringan, dan akhirat akan terasa indah. Wallahu a‘lam.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar