Follow Us @soratemplates

Selasa, 12 Maret 2013

OPTIMISME DALAM PERSPEKTIF SUFISTIK




         Keberhasilan menyelesaikan kegiatan ditentukan optimisme dalam merencanakan, dan melaksanaka suatu kegiatan. Boleh jadi dua berbeda memiliki rencana sama. Sama-sama berencana posting tulisan minimal sekali seminggu, namu min hasilnya bisa berbeda. Sahabat A optimis bisa menulis, istiqamah menulis, dan posting, sementara sahabat B kurang optimis, karena kesibukkan padat merayap. Maka hasilnya tidak sama antara sahabat A dan B. 

Sikap optimis, dikenal dengan kata optimisme, berasal dari bahasa Latin "Optimal" berarti terbaik. Sikap optimis menurut Mbah Shapiro adalah mengharapkan hasil terbaik dari situasi tertentu.  Ini tentu tidak mudah, namu juga tidak sulit. Ketika kita mau berpikir positif, berharap hasilnya terbaik tentang sesuatu. Maka sesuatu itu, insyaa Allah hasilnya baik. Bukankah "Aku mengikuti prasangka hamba-Ku." Kata Rabb kita dalam suatu hadit Qudsi.

Sikap optimis laksana api semangat yang mesti dijaga, agar tetap menyala dalam pikiran positif, dan hati yang selalu husnusdzon dalam menatap situasi kehidupan. Optimisme bukan otomatis pada diri seseorang, namun kebiasaan berpikir positif yang dilatih tidak dalam waktu sebentar. Sebab kecenderungan melihat semua hal dari perspektif baik, memiliki harapan baik, ekspektasi positif, dan menyenangkan, bukan menyangkut sisi emosi semata. Lebih jauh berkaitan dengan paradigma berpikir positif dalam setiap situasi. Sesulit apapun situasi tersebut. Orang optimis selalu yakin ada sukses dalam semua kesempatan.

Setangkai bunga Mawar, jika  dilihat orang optimis dan orang pesimis hasilnya berbeda. Orang optimis melihat bunga mawar dari sisi indah bunganya. Sementara orang pesimis memandang bunga mawar dari sisi tajam durinya. 

Demikian juga dalam memandang suatu tantangan. Orang optimis mengartikan masalah sebagai peluang. Sedangkan orang pesimis mengartikan tantangan sebagainmasalah. Perbedaan ini dilatarbelakangi oleh perbedaan dalam pola pikir, respon emosi, ekspresi perilaku menghadapi berbagai pengalaman hidup. 

Menurut perspektif Islam, optimis merupakan harapan yang sesungguhnya. Hal ini disinyalir oleh Imam Al-Ghazali  “Jika seorang hamba menaburkan benih iman, lalu menyiramnya dengan air ibadah, membersihkan hati, maka memiliki harapan tidaklah sulit." Tidaklah hal yang sulit bagi seorang shalih memelihara nyala api optimis dalam semua situasi. Dalam situasi itu, ada sinyal-sinyal hikmah yang dapat ditangkap oleh basyirah orang-orang bertaqwa. 

Senada dengan Ibnu Qudamah al-Muqadasi, mengartikan optimis (raja')  sebagai “Sesuatu yang terlintas di dalam hati, yang merupakan harapan pada masa yang akan datang. Rasa lapang dada karena menantikan yang diharapkan di mana hal yang diharapkan itu memang mungkin terjadi”.

Imam Qusyairi mencoba memberikan arti optimis adalah terpikat hati kepada sesuatu yang diharapkan yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Ada keterpikatan hati secara realistis pada suatu yang bakal terjadi.  Sesuatu yang belum terjadi haqqul yakin diatur, dikontrol  oleh Allah Subhanahu Wata'ala. 

Pengertian optimis 


Jadi, optimisme tidak bermanfaat sebagai tempat bergantung, namun merupakan suatu metode untuk mengeluarkan energi positif perjuangan, sehingga individu dapat mengatasi masalah secara positif sepositif

Ciri-ciri Optimisme


Sekilas telah disinggung sebelumnya karakteristik individu optimis dan pesimis dalam rumusan definis optimisme. Mennurut Ginnis (dalam Shofia F, 2009) orang optimis memiliki ciri-ciri khas sebagai berikut: 1) jarang terkejut oleh kesulitan; 2) mencari pemecahan sebagian permasalahan; 3) merasa yakin bahwa ia mampu mengendalikan masa depan mereka; 5) memungkinkan terjadinya pembaharuan secara teratur; 6) menghentikan pemikiran yang negatif; 7) meningkatkan kekuatan ekspekstasi; 8) menggunakan imajinasi untuk maraih sukses; 9) selalu gembira bahkan ketika tidak bisa merasa bahagia; 10) merasa yakin dengan kemampuan yang hampir tidak terbatas untuk diukur; 11) suka bertukar berita baik; 12) membina cinta dalam kehidupan; dan 13) menerima.

Sebanyak 13 karakteristik orang yang dengan sikap optimis  menggambarkan, bahwa optimisme begitu dahsyat pengaruhnya terhadap pola pikir, perasaan dan perilaku individu dalam meraih sukses. Selanjutnya Alwisol (2004: 116) mengemukakan enam ciri-ciri orang optimis, yaitu: 1) memiliki visi pribadi; 2) bertindak kongkrit; 3) berpikir realistik; 4) menjalindan hubungan sosial.  

Berdasarkan ciri-ciri orang optimis di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa orang optimis memiliki cara berpikir yang rasional, dengan adanya kemampuan untuk meningkatkan ekspektasi, berimajiasi untuk sukses, menghentikan pikiran negatif. Kemudian juga memiliki perasaan positif yang ditunjukkan dengan perasan jarang terkejut oleh kesulitan, merasa yakin bahwa mereka mampu mengendalikan masa depan, merasa yakin dengan kemampuan, selalu gembira dalam kondisi sulit, suka dengan berita baik, mampu membina cinta, dan menerima apa yang tidak bisa diubah. Di samping itu orang optimis juga dapat dilihat dari perilakunya.

Manfaat Optimisme


Sikap optimis memberikan bantak manfaat dalam kehidupan. Banyak keutungan yang diperoleh dari sikap optimis, seperti pendapat Ahmad Farid, optimis  (2007:171) memiliki tiga bagian, yaitu sebagai: 1) energi positif (dorongan); 2) perlawanan; dan 3) sistem pendukung. Sebagai energi positif maksudnya optimisme dibutuhkan untuk kekuatan diri individu, agar mau berusaha dan terdorong untuk bekerja demik kehidupan esok hari yang bahagia atau sukses. Perlawanan maksudnya individu optimis melakukan perlawanan untuk menyatasi masalah, rintangan, tidak gampang menyerah, dan berjuang sekuat tenaga. 

Terakhir sistem pendukung artinya individu optimis menginginkan keberhasilan, punya kemauan untuk berhasil, lalu berpikir berhasil, punya punya sikap yang diperlukan untuk berhasil, dan melakukan hal-hal yang dibutuhkan untuk berhasil.

Seligman dalam Shapiro (2001:101) mengemukakan bahwa “Lebih dari 1000 penelitian yang melibatkan lebih dari setengah juta anak-anak dan orang dewasa, orang optimis jarang menderita depresi, lebih sukses di sekolah dan pekerjaan, dan yang mengejutkan.

Menurut Imam Al-Ghazali dalam Acmad Sunarto (1995:7) amal berdasarkan optimis lebih utama, karena ada cinta mengandung optimisme. Terkait dengan bidang akademik mahasiswa yang akan atau sedang menjalani proses bimbingan skripsi, optimisme mampu meningkatkan daya juang mencari bahan atau di lapangan, kebiasaan belajar yang positif, kebal terhadap kriktik dan masukan dosen pembimbing, serta dapat mengurangi stres ketika dimarahi dosen pembimbing, lebih percaya diri mengemukakan argumentasi pengetahuan kepada dosen, membuat mahasiswa lebih dapat menyesuaikan diri dengan kritikan yang konstruktif dari dosen, teman sesama mahasiswa, dan lebih mampu menikmati usaha penyelesaian skripsi yang dibuat, dan lebih tenang dan bahagia ketika menghadapi kesulitan. Lebih lanjut Goleman (2002:43) mengatakan bahwa optimisme dalam jangka panjang bermanfaat bagi kesejahteraan dan kesehatan fisik dan mental, karena membuat individu lebih dapat menyesuaikan diri dalam kehidupan sosial, mengurangi masalah psikologis dan lebih dapat menikmati kepuasan hidup dan merasa lebih bahagia.

Di samping itu, sikap optimisme akan membuat mahasiswa lebih sukses di perguruan tinggi, baik ketika menjalani kuliah, membuat tugas, meyelesaikan skripsi, maupun dalam mengatasi berbagai masalah, rintangan dan resiko dalam penyelesaian skripsi, bahkan sikap ini tidak saja diperlukan oleh mahasiswa saja, tetapi diperlukan semua orang untuk meraih sukses dalam seluruh sisi kehidupan, baik siswa di sekolah, mahasiswa di perguruan tinggi, pekerja, karyawan di kantor, maupun bidang usaha kecil sekalipun. Sikap ini lebih memberikan kesiapan diri setiap orang dalam menyesuaikan diri di bidang sosial, belajar, karir dan pekerjaan, kehidupan bekeluarga, dan kehidupan beragama.

Luhak Nan Tuo, Senin /12 Maret 2013





7 komentar:

  1. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca

    BalasHapus
  2. kalau boleh saya minta referensi daftar pustaka yang berkaitan dengan tulisan ini, untuk saya jadikan referensi bahan dalam membuat tugas akhir :) boleh dikirim via email saya nikenwulandaris@yahoo.co.id
    TERIMAKASIH...

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Boleh bantu kirimin referensi artikel ini gak ke email saya, indahfaadhiah@gmail.com. Saya butuh buat referensi skripsi. Makasi

    BalasHapus
  5. saya juga minta tolong dikirimin referensinya ke email dong mas, 10109yvs@gmail.com untuk bahan skripsi saya. terimakasih

    BalasHapus
  6. saya minta referensi dari tulisan ini ya buat saya jadikan referensi di tugas akhir, ini email saya: farina.amelia93@gmail.com. terima kasih :)

    BalasHapus
  7. bolehkah saya juga minta refrensi tulisan ini? sma seperti yg lain buat tugas akhir.... :) :)
    ini email saya nastasyagasbela@ymail.com. Nuwun.....

    BalasHapus