Follow Us @soratemplates

Kamis, 03 September 2020

BERSAHABAT DENGAN MASALAH


Mentari tak selamanya bersinar, begitu juga malam tidak selamanya gulita. Justru dengan redup sinar mentari kita bisa menikmati semilir angin. Dengan pekatnya malam pertanda fajar akan menyingsing. 


Justru pergantian siang dan malam, benar-benar tanda bagi orang-orang yang berpikir. Menyadarkan orang yang berakal, tentangnya urgensi pergantian waktu. Pada akhirnya berkontribusi meningkatkan ketaatan pada Sang Pemilik Waktu.


Jangan pernah menolak gelap, disebabkan ketidakpahaman terhadap gulita.  Jangan pernah mengutuk panas, karena tidak mengerti manfaat sinar mentari. Jangan menolak sesuatu lantaran tidak suka. Sementara suka dan tidak suka bukan ukuran kebenaran.  


Terus Melangkah


Ibarat berjalan kita bisa terjatuh berkal-kali, untuk kemudian menemukan cara yang tepat dalam melangkah. Kita bisa saja gagal berulang-ulang, untuk selanjutnya menemukan strategi sukses dalam suatu bidang. Terus berjalan walau kaki sulit melangkah, sebab ayunan langkah mengantarkan kita ke tujuan. Kita tidak akan pernah sampai, ketika kita berhenti, apalagi tidak memulai dan tidak mau melangkah. 

  

Nikmati Proses


Hidup adalah perjuangan. Setiap perjuangan membutuhkan kerja keras, konsentrasi, dan kesungguhan. Bukan seberapa banyak keberhasilan kita, tetapi seberapa sabar dan istiqamah kita menjalani proses. Sebab pelajaran berharga bukan terletak pada hasil, tapi pada tahapan aktivitas mewujudkan hasil. Akan selalu ada pelajaran berharga pada setiap proses yang dilalui. 

Berani

Jangan paksa diri berlari bersama mentari, ketika kaki lelah melangkah. Cukup arahkan wajah ke depan. Tatap target dengan mata hati.  Revisi rencana sesuai kemampuan. Hadapi semua masalah dengan gagah berani. Katakan "Hai masalah tidak ada masalah besar, yang ada hanya Rabbku Yang Maha Besar." Kita tidak harus menjadi sempurna di mata orang-orang, sebab kita punya jadi diri, bakat, dan potensi berbeda  dari orang lain. Setiap kita punya pijar di antara gulita malam.

Mengukur Kesungguhan

Setiap  rintangan perjalanan adalah cara terbaik mengukur kekuatan tekad, kesungguhan, dan keseriusan. Kadang kita tidak sungguh-sungguh melakukan sesuatu.  Kadang tekad kita lemah didistorsi keraguan. Kehadiran masalah membuat kita sadar bahwa kita harus sungguh-sungguh memperjuangkan tujuan. Kendala bisa saja batu loncatan agar kita bisa melompat lebih tinggi. 

Tetap Optimis

Tetap optimis menatap masa depan. Sebab hidup tidak bergerak ke belakang. Jika lelah kita boleh istirahat, sembari menghitung kekuatan diri, dan bekal perjalanan. Hirup udara segar hembuskan berlahan. Hindari polusi yang membuat nafas sesak. Jika tenaga pulih lanjutkan perjalanan, sebab di sana sukses menanti. 

Rencana Rabbmu Terbaik

Hadirnya masalah, tak lantas membuat kita terpuruk. Meratapi nasib. Jika tujuan kita tercapai itu memang rencana kita, namun ketika tujuan kita tidak tercapai itulah rencana Allah. Allah mengabulkan kebutuhan kita. Namun tidak mengabulkan setiap keinginan kita. Dan itulah yang terbaik. Ketika satu pintu tertutup, maka pintu-pintu lain dibuka oleh Allah. Kita tidak tahu alasan ditutupnya suatu pintu. Mana tahu di belakang pintu ada jurang kerusakan. Kita hanya perlu berusaha  menemukan pintu yang lain.


Kesimpulan


Jangan ditolak gulita malam, lantaran kita tidak paham cahaya. Tapi pelajari, pahami, dan kuasai materi cahaya kita bisa membedakan mana cahaya mentari dan mana cahaya lilin. Jangan samakan setiap cahaya. Sebab sumber dan hakikatnya berbeda. Syukurilah kegelapan, sebab kegelapan itu menyingkap tekad untuk lebih memahami dan memperjuangkan cahaya.


Wallahu A'lam Bisshawab.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar