 |
Medsoa hanya alat, manfaat dan mudarat tergantung pengguna |
Hidup di era media sosial dituntut kemampuan spesial. Bergabung dengan kaum milenial, membutuhkan keterampilan dan skill tingkat tinggi di bidang sosial. Mereka generasi digital native terlahir di era digital. berbeda dengan generasi X, Y, dan Z yang serba manual. Makanya harus meningkatkan kemampuan dua kali lipat dibandingkan generasi milenial.
Oke..lanjut... apa hubungannya generasi abjad dengan generasi milenial dan baper di medsos? tentu ada hubungan bos. Generasi abjad kurang melek teknologi, sementara generasi milenial luar biasa eksis di medsos. Kadang gampang baper (bawa perasaan) gegara medsos. Menguras perasaan dan mudah digembos, sehingga persoalan karakter atau integritas kepribadian menjadi problem serius generasi tersebut.
Berangkat dari pengalaman pribadi yang mencoba memetakan baper di medsos. Sementara saya menduga, kebanyakkan mereka gampang baper gegara media sosial terutama pada sampel yang diobservasi ditemukan, rata-rata beraktivitas sesuai dengan kecenderungan life style teman di media sosial. cara berpakaian ikut teman, pola liburan ingin seperti teman, kecenderungan hobi hampir sama dengan teman. seolah-olah hidup mereka identik perkembangan trend gaya hidup teman di media sosial.
Jika satu orang posting berbagai macam gaya di tempat wisata, yang lain tidak mau ketinggalan. Berusaha sekuat tenaga untuk meniru gaya hidup tersebut. seakan-akan hidup di dunia maya adalah perlombaan kegiatan mengunjungi tempat wiasata. Jika satu orang posting poto makanan yang lain berusaha memasak dan ikut posting poto makanan. Seolah dumay menjadi ajang perlombaan tata boga. Paling aneh, sakit hati, konflik interpersonal pun di bawa-bawa sampai ke medsos. Orang lain menulis tentang apa, ditujukan ke siapa tidak tahunya malah temannya yang sakit hati, lalu terjadi sindir menyindir bahkan 'saling balas' komentar dan status di medsos.
Mencermati fenomena baper ini, saya tertawa sendiri. Inilah gambaran tingkah pola umat dalam bermedia sosial. Barangkali ceo atau owner medsos tertawa geli melihat kinerja mereka telah menciptakan tools ini dan berhasil. Mereka mudah memetakan kecenderungan generasi akhir zaman. Mereka gampang menilai selera dan kemampuan generasi, sehingga gampang menyusun strategi gozwul fikri atau gozwul tsaqofi. Itu pendapat saya lho ya...
Sebagai pengamat generasi umat akhir zaman, sekaligus terlibat dalam pendidikan generasi akhir zaman, saya menyarankan kepada sahabat-sahabat yang mempergunakan medos, beberapa tips hindari bape di medsos.
1. Jangan Gampang Percaya
Percaya hanya pada enam rukun iman, selebihnya no way. Status baik, alim, bijaksana, dan religius belum tentu orinya begitu. Bisa jadi orang berbeda, aslinya dia sendiri yang tahu. Jika gampang percaya, kita akan kehilangan daya analisis dan filter kebenaran.
Begitu juga ketika lihat foto selfie cantik and manis di pesta, kumpul bareng, makan, jalan-jalan, berkenderaan, dan laporan aktivitas harian di medsos. Jika gampang percaya akan mudah baper, di samping kepo.
Coba saja refleksi diri sendiri. Ketika ingin posting poto selfie, gambar, atau konten, pasti diseleksi secara ketat. Dipilih, disortir, ditanya sana sini "ini bagus gak?" Kadang diedit pakai beberapa aplikasi, setelah terlihat 'waw' baru diposting. Konten biasanya juga demikian, sebelum menulis punya ide, dipikir dan dianalisis dulu. Kadang lakukan survey, baca buku, lihat YouTube, dan pelajari materi latihan, setelah itu ditulis. Kadang sehari belum tentu selesai menulis. Membuat suatu konten tidak sekali jadi, baca lagi, ceck and receck lagi, revisi, setelah fix baru diposting.
Orang baper biasanya sensitif, terlalu 'peduli' pada sesuatu yang tidak mesti dipedulikan. Melihat sesuatu yang tidak harus dilihat. Mendengar sesuatu yang tidak butuh didengar. Memperhatikan segala yang tidak perlu diperhatikan. Kuncinya, selektif dan solutif dalam bermedsos, dan jaga sikap selektif dan solutif tersebut. Baca dan lihat yang dibutuhkan, ambil yang bermanfaat, selebihnya biarkan, EGP (emang gue pikirin) Egepe...gitu katanya...
Kadang kita perlu bersikap bodo amat atau cuek pada sesuatu yang tidak perlu. Apalagi tidak berkontribusi untuk kebaikan diri, agama, dan akhirat kita. Menghabiskan waktu, menguras pikiran jika berlama-lama di situ. Scroll aja ke layar berikutnya, cari postingan menarik dan dibutuhkan.
Kadang ada status nyampah. Perlu tahu juga ciri status sampah itu bagaimana. Nah ini perlu disearching untuk ide konten selanjutnya.
3. Pergunakan Fitur Medsos Secara Tepat
Medsos itu laksana samudera luas. Di dalamnya terdapat berbagai ikan, karang, mutiara, dan aneka sumber daya alam. Di dalamnya juga terdapat sampah, kotoran, racun, dan bahaya menakutkan. Media Bermedsos ada manfaat ada mudharat. Ada baik ada buruk. Ada yang penting dan tidak penting. Fokus pada yang bermanfaat, positif dan penting saja membuat kita tidak gampang baper. Jika ada yang membuat kita terganggu gunakan tombol yang ada misalnya unfollow, remove, delete, unlike, block, dan sebagainya. Gunakan tombol itu secara bijak.
4. Santuy dan Tenang
Santai itu perlu agar kita selalu waras. Tenang itu penting agar kita tetap terkendali. Jika kita diremove atau diunfollow di medsos, santai dan tenang saja. Dunia Maya tidak selebar daun "marunggai" eh daun kelor.
Jika tujuan kita bukan eksis di dumai untuk apa gulana diunfollow atau diremove teman?.Toh 5000 teman di FB tidak berkontribusi bagi kebaikan diri.
Jika tujuan kita berbagi kebaikan, mencari pahala, berdakwah, tidak tergantung dengan banyaknya teman. Satu orang yang mengamalkan kebaikan dari postingan kita, insyaa Allah pahalanya mengalir ke sampai akhirat. "Pahala jariyah" kata ustadz, apalagi jika banyak yang mengamalkan. Sungguh pahalanya luar biasa.
5. Bersabar
Sabar itu banyak modelnya. Sabar dalam taat, sabar meninggalkan maksiat, sabar dalam musibah. Di medsos ketiga sabar itu bisa diterapkan. Sabar dalam menyebarkan konten kebaikan, hikmah, solusi, dan kiat secara ikhlas adalah sabar dalam taat. Sabar tidak melihat, membaca, dan membagikan keburukan termasuk sabar dalam meninggalkan maksiat. Sabar ketika kita diunfollow atau diremove teman termasuk sabar dalam musibah. Ini sih pendapat pribadi, jika salah mohon dikoreksi sobat....
Salam Ukhuwah
Saudarimu
Darimis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar