Follow Us @soratemplates

Rabu, 10 Maret 2021

KIAT MENJADI RAJA DI RUMAH TANGGA


Sahabat.... seorang bapak pernah curhat. "Aku kira menikah itu nikmat, ternyata derita yang kudapat. Berharap diperlakukan sebagai raja, malah diposisikan laksana hamba sahaya. Duh sakitnya tuh di sini, di sini Udin...!


Suatu ketika aku belanja di warung dekat rumah, kusimak obrolan bapak-bapak. Bukan sengaja nguping ya, tetapi terdengar jelas, dan aku  pura-pura tidak mendengar. "Aku bilang sama kalian semua ya, jadi suami itu harus pintar, jangan serahkan kartu ATM ke dia, sisakan uang sedikit di saku kita. Kalau tidak, kita beli rokok, fulsa, paket data, kopi, teh di warung pakai apa? Pakai daun, nanti Tek Minah mengusir kita...Brother.


Itu sekelumit suara hati para suami. Akibat salah teori. Letak persoalan bukan di istri, tetapi sulit menciptakan kompromi. Boleh jadi tidak satu visi, misi, dan strategi dengan istri,  hingga sulit menjalankan fungsi imam, dan qowwam bagi istri.  


Padahal rumusnya mudah, jika suami ingin diperlakukan sebagai raja, perlakukan istri sebagai ratu. Kalau berharap istri bagai bidadari, buat suasana rumah  mirip surga,  sebab bidadari hidupnya di surga, bukan di warung kopi...


Pertanyaannya, bagaimana cara memperlakukan istri sebagai ratu Mak? Sini Mak ajarin...tapi harus dieksekusi, biar mangkus. Praktekkan tiga kali sehari, seperti minum obat... Jika sakit berlanjut datangi konselor keluarga terdekat. Jangan langsung ke pengadilan ya Pak.


Berikut saya coba kasih tips cara paling jitu memperlakukan istri sebagai ratu. 


1. Hindari Menyalahkan Istri


Waspada dengan pasal-pasal paling sensitif Pak,  pasal 1 istri tidak pernah salah, pasal 2 kalau istri salah kembali ke pasal 1 wk..wk.


Istri tidak bisa dan tidak mau disalahkan. Ketika ada masalah, coba Bapak katakan "Abang yang salah, abang minta maaf ya."  Istri akan menjawab " Bukan...saya yang salah." 


2. Istri ingin dihargai


Sebagai Ratu tentu perlu dihargai, dihormati, diperhatikan bicaranya, dipenuhi kebutuhan dan disahuti panggilan jiwanya. Makanya Pak, kalau istri lagi bicara disimak, didengar, dilihat, tinggalkan semua aktivitas. Fokuskan diri menghadap sang ratu.


Ini Bapak, istri bicara Bapak sibuk memplototi smartphone, membalas chattingan, baca berita, atau scrol Instagram, sambil ngantuk-ngantuk. Seakan telinga, hati, kesempatan hanya sisa-sisa diberikan ke Istri. Makanya sang Ratu sensi. Bapak sih yang kurang responsif. Kadang dia perlu bicara berulang kali, untuk meyakinkan dirinya bahwa ia punya suami empati. Memenuhi kebutuhannya tanpa harus mengemis berkali-kali.


3. Mendahulukan Istri


Strategi paling hebat menaklukkan hati sang ratu adalah mendahulukan sang ratu dalam materi.


Dan dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Bersedekahlah!” Lalu ada seseorang laki-laki datang, “Aku punya satu dinar”. Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Belanjakanlah untuk istrimu!” Laki-laki itu berkata (lagi), “Aku masih punya satu dinar lagi”. Nabi saw bersabda, “Belanjakanlah untuk anakmu!” Laki-laki itu berkata (lagi), “Aku masih punya satu dinar lagi!”. Nabi bersabda, “Sedekahkanlah kepada khadam kamu!” Laki-laki itu berkata lagi. “Aku masih punya satu dinar lagi” Nabi bersabda, “Engkau lebih tahu”. (HR Akhmad, Nasa’i dan Abu Dawud).


Di sini sering muncul masalah dalam keluarga. Bapak tidak mendahulukan istri. Tapi ada yang mendahulukan diri sendiri, atau mendahulukan kerabat. Bantu bangun rumah ortu dulu. Bantu sekolah adik-adik dulu. Kirim belanja ke ibu dulu. Padahal istri sudah setahun tidak beli kerudung. Handbody lotionnya sudah habis, skincare tinggal wadahnya doang, dan sepatu sudah pada rusak.  


Paling lucunya, harga sembako  naik, ngasih belanja tak pernah bertambah. Dari awal nikah sampai anak kuliah, ngasih belanja mingguan segitu-segitu aja. Ya jelas rusuh si emak. Bukan berterima kasih, malah ajak suami perang dunia ketiga. 


Wahai Bapak...katanya mau jadi raja. Kalau raja sama dengan sultan. Kalau sultan pasti hartawan. Hidup di istana, serba mewah dan penuh gemerlapan. Tapi kalau masih tinggal di istana mertua, atau di rumah kontrakan ingin diperlakukan seperti raja, ya jelas dong belum layak...wk wk.


Parahnya lagi, suami menyepelekan Istri. Kalau bos yang panggil lewat WA, langsung berangkat. Tapi kalau istri minta tolong ditemani periksa mata jawabnya banyak agenda kantor yang deadline, pergi sendiri aja ya Sayang..!


Jika dengar nada notifikasi WA teman, langsung dibalas. Giliran WA istri slow respon bahkan banyak panggilan tidak dijawab. 


4. Hindari Membandingkan


Jangan lakukan hal tabu sejagat raya ini Pak. Hukumnya wajib dihindari, jika suami tidak mau cari gara-gara dengan istri. Lho kok bisa? Bisa dong Bapak. Membandingkan itu bentuknya macam-macam.


Pertama, Salut dengan Wanita lain Contoh:

Suami:  "Kayaknya Ana pandai ngatur rumah dech."

Istri: "Menurut Abang saya tidak bisa ngatur rumah?, Abang  aja yang letakkan handuk sembarangan. Hidupkan kran sampai air melimpah, lupa matiin lampu keluar kamar mandi.....bla bla.  (Jangan kaget ya Pak, jika istri bisa sebutkan semua daftar kelemahah bapak, sejak menikah sampai sekarang secara rinci). 


Kedua, menyarankan Istri tapi pakai ukuran wanita lain. Contoh:

Suami: "Saya ingin Dinda berhijab sempurna seperti istri tetangga kita..!

Istri: "Abang nyesel menikah dengan saya, karena sy tidak pakai hijab sempurna. Kenapa nggak dari dulu cari wanita pakai hijab sempurna, kenapa pilih saya jadi istrimu...🤬


Ketiga, Suami tidak mampu ghadlul Bashar (menjaga pandangan). Contoh;

Suami: (pas ke mall dengan istri, tangannya pegang istri, tapi matanya ke perempuan lain sampai ketabrak mesin ATM).

Istri: "Gimana, enakkan kalau gak ghadlul Bashar, dibayar kontan oleh Allah.!


Jadi, ketika suami belum mampu membuktikan kuantitas dan kualitas dirinya sebagai raja, jangan berharap istrinya bersikap seperti Ratu. Jika suami belum mampu ciptakan suasana rumah semisal surga, tunda dulu berharap istri seperti bidadari.


Maaf banyak-banyak Pak...🙏🤭


Semoga bermanfaat

Salam ukhuwah

Darimis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar