Follow Us @soratemplates

Sabtu, 20 Februari 2021

FOTO PROFIL

Foto Profil kadang penting kadang tidak

Sobat....jika terbersit tanya di hati, mengapa fotoku di medsos sulit dicari? Kucoba jawab di sini. Sebenarnya ada alasan yang mendasari. Meskipun menurutku menampilkan poto hukumnya "mubah", namun aku memilih untuk hati-hati. 

.

Sobat...bukan tidak konsisten dengan pilihan. Di beberapa platform media sosial masih ada foto profil ditampilkan. Seperti di Instagram @ darimis_mis, dan google scholar, dan sintaristekdikti masih ditampilkan, karena tuntutan. Di FB, blogger, researchgate, dan academia.edu tidak ditampilkan, karena beberapa alasan. Namun demikian, aku tetap mohon perlindungan,  semoga tidak apa-apa, foto itu hanya sebatas penanda, itu akunku atau bukan. 


Terlepas dari hukum, niat dan tujuan menampilkan foto profil di media sosial. Aku memilih tidak ada foto profil dengan alasan individual. Cukup fotoku dilihat oleh seorang yang spesial. Suami tercinta, yang dengannya aku berkomitmen untuk menjaga, setia dan sehidup sesurga,  semoga diijabah oleh Allah Yang Maha Mengenal. Aamiin.


Tanpa foto profil pun, akun medsos bisa dimanfaatkan dan diisi. Medsos bagiku hanya mesin pencari informasi terupdate, dan berbagai keterampilan yang diperlukan sehari-hari. Kadang dipakai untuk menitipkan tulisan-tulisan, seperti artikel cerpen, dan puisi.  Biasanya kucoba isi tulisan tentang nasehat diri, konseling, cinta, keluarga, kiat atau tips dan solusi. Silahkan dilike, dikoment, atau dishare  kembali. Agar kita sama-sama mengambil dan menebarkan manfaat untuk kebaikan hidup ukhrawi.


Sekadar nasehati diri, informasi, dan wejangan untuk anak-anak sendiri. Berulang kali kuceritakan kisah seorang Tabiin terkenal Uwais al-Qarni. Tentang agung dan mulianya birrul walidain. Uwais adalah pemuda berbakti, do'anya senantiasa diijabah Allah yang Maha Memberi. Dia tidak dikenal orang di bumi, Namun dicintai penduduk langit, sungguh kisah luar biasa sekali. Kisah selebram langit untuk konten edukasi.


Kesadaran atas hakikat diri dari Pencipta, hidup di dunia untuk beribadah semata, dan akan kembali kepada Pencipta. Membuatku harus berpikir keras untuk tetap terbangun dan waspada. Agar perjalanan hidupku tetap di rel dan ketentuan yang ada. Soalnya diriku gampang silau dan terpukau oleh pernik-pernik dunia.


Sahabat...

Maafkan, jika aku memposting sesuatu yang bukan sobat butuhkan. Konten yang tidak sobat inginkan. Banyak tulisan, dan membosankan. Tidak ada foto, dan laporan kegiatan harian. Jarang upload kepemilikan, dan prestasi membanggakan. 


Aku memanfaatkan sosial media seperti FB hanya untuk latihan. Sebab aku kurang pandai merangkai kata indah berkesan. Pemilihan diksi kadang berantakan. Ide tidak brilian. Maka medsos bisa dijadikan ajang latihan menulis dan menuangkan pikiran. Merefleksi berbagai kejadian. Dengan harapan skill menulisku mengalami peningkatan. 


Kembali ke foto profil. Sobat...aku memilih tidak ada foto profil. Wajahku bukan untuk dikomersil.  Imanku sering tidak stabil. Jika fotoku ada yang like, dikoment bagus,  aku kawatir tidak bisa menjaga iman yang seupil. Sifat ujub, sombong, dan seabrek penyakit hati bisa tampil.


Masih terkait foto profil di sosial media.  Suatu ketika aku tanya alasan anak sulungku, kenapa foto profil juga tidak ada di sosmednya?. Jawabannya "Foto dirinya terlalu mahal diletakkan di sosial media. Bukan mahal harganya, namun mahal maknanya." Pernyataan ini mungkin biasa. Namun bagiku sebagai ibu termasuk pernyataan luar biasa. Hal ini penting bagiku sebagai evaluasi hasil pendidikan  yang pernah kucoba. 


Seorang ibu sangat mendukung pilihan anaknya, asalkan setiap keputusan dan pilihan berbasis pemahaman. Paham niat dan tujuan perbuatan. Paham alasan mengapa  suatu perbuatan dilakukan atau ditinggalkan. Bukan berdasarkan keputusan dan pilihan spontan. Bukan berdasarkan banyak orang melakukan atau kebiasaan. Bukan pula karena ikut-ikutan teman atau trend zaman. 


Perbuatan itu kompleks, ada hakikat, kaedah, prediket, sifat, nilai, dan hukum syarak tentang perbuatan. Mengapa? karena di Yaumul Hisab semua insan berakal akan mempertanggungjawabkan semua perbuatan. Tidak ada perbuatan yang terluput, hilang atau dilupakan. Hasil audit dan akuntabilitas amal di Yaumul Hisab itu sangat menentukan keselamatan di hari pembalasan.  


Jika alasan untuk menyembunyikan kecantikan  tidak menampilkan poto di sosial media, sah-sah saja. Alangkah bagusnya alasan itu diupgrade lagi, dengan niat dan tujuan  ketaatan dan meraih Ridha Allah semata. Firman Pencipta tentang sifat, karakter, dan kriteria wanita shalihah sungguh luar biasa. Wanita shalihah lebih memilih menjaga iffah, muru'ah dan izzahnya. Jika memilih bersosial  media hanya untuk tujuan beribadah. 


Media sosial atau teknologi informasi hanya alat atau piranti. Manfaat dan mudaratnya tergantung pengguna itu sendiri. Maka harus cerdas dan bijak menggunakan teknologi informasi. Ada filosofi, "Jika tidak menyebarkan kebaikan dan amal jariyah di medsos, lebih baik tidak bermedsos sama sekali.  


Intinya, mana foto profilku? Jawabannya di sini tidak ditampilkan, di tempat lain ada. Di hardisk eksternalku banyak, di google foto, dan google drive juga ada. Disimpan di cloud sekarang juga bisa. Meskipun rawan, tetapi hanya itu alat yang dapat digunakan untuk menyimpannya.


Jika ada sahabat yang punya info, tempat penyimpanan foto yang lebih aman, mohon saran. Tuliskan di kolom komentar, biar bisa di save dan diamalkan. 

Terima kasih, semoga bermanfaat.


Salam ukhuwah

Sobatmu


Darimis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar