Hampir setiap hari Fahri membujuk ibunya, agar ia diizinkan memelihara kucing. Berbagai cara ia coba agar ibunya mengizinkan.
"Bu, coba lihat kucing di belakang rumah kita, bulunya indah, bersih, tegap, gagah seperti singa. Fahri kasih ikan ya Bu?"
"Berikanlah, letakkan ikan di atas kertas dulu, nanti dia bisa makan sendiri. Jangan ditungguin ya, kawatirnya dia malu-malu kucing."
"Memang dia kucing Bu, gimana caranya kucing itu malu-malu kucing pada orang. Setahu Fahri hanya orang yang malu-malu kucing pada orang lain, Fahri mau lihat ah."
Bu Maryam, tersenyum sendiri mendengar pernyataan Fahri. Sambil membenahi peralatan dapur yang masih berantakan.
"Bu, Bang Habib ada anak kucing empat ekor, Fahri coba minta satu ekor kemarin. Abangnya mau ngasih ke Fahri Bu. Boleh Fahri memelihara kucing Bu, boleh ya....boleh ya....
"Fahri! bukan persoalan boleh atau tidak boleh, tapi apa niat dan tujuan Fahri memelihara kucing?" Tanya Bu Maryam.
"Niat dan tujuan Fahri baik kok Bu, agar Fahri punya teman."
Ya Allah, apa yang salah dengan pertanyaanku, hingga anakku tidak paham. Apakah pertanyaanku terlalu tinggi untuk anak kelas enam SD seperti Fahri. Aku sih paham, semua perbuatan tergantung niat, dan kita akan mendapatkan hasil sesuai dengan apa yang kita niatkan. Jika niat shalat tahajud untuk mencari dunia, maka dunia akan dapat, pahala belum tentu. Niat menolong orang lain agar kita ditolong, itu juga akan dapat. Tapi tidak cukup hanya sampai di situ. Niat pelihara kucing untuk dijadikan teman, teman dapat, tapi pahala belum tentu. Self-talk bertubi-tubi terjadi dalam diri Bu Maryam.
"Baik, ibu paham dengan Fahri. Fahri memang suka memelihara hewan dari kecil. Tidak hanya Fahri, kakakmu juga suka memelihara hewan. Poin penting yang mau ibu jelaskan adalah Semua yang kita lakukan harus dilandasai niat dan tujuan yang jelas, agar bernilai ibadah, atau menjadi amal shalih.
Setiap perbuatan kita akan bernilai amal shalih, jika memenuhi dua syarat (1) niat melakukannya karena Allah semata, dan (2) cara melakukannya ittiba' 'alal Rasulullah (mengikuti cara Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam).
"Apapun perbuatan baik yang kita lakukan agar bernilai ibadah harus memperhatikan syarat itu. Ibu tidak mau, Fahri melakukan sesuatu karena ikut-ikutan."
Teman pelihara kucing, dirimu ikut pelahara kucing. Teman pakai hp dirimu ikut pakai hp. Akhirnya teman masuk jurang, dirimu pun ikut masuk lumpur...e jurang, ceramah Bu Maryam panjang lebar ke Fahri.
"Kok bisa masuk lumpur bu, jauh amat antara kucing dan lumpur?"
"Itu tamsil, ibarat atau perumpamaan, Fahri. Dirimu bisa saja seperti itu, jika kamu tidak punya prinsip hidup. Tidak ada independensi diri, dirimu mudah didikte oleh cara hidup orang lain. Kadang karena ingin senada seirama dengan life style orang lain, dirimu melanggar aturan Allah SWT, dan itu no problems menurut dirimu."
"Insyaa Allah, Fahri akan istiqamah Bu. Ibu tenang aja."
"Istiqamah memelihara kucing maksudnya? Tanya Bu Maryam
"He he, ibu cepat paham dengan Fahri. Bu... Kucing itu hewan kesayangan Rasulullah Bu. Nama kucing Rasulullah itu 'Mu'izzah atau Muezza artinya begitu berharga atau peduli pada seseorang."
"Super Sekali, hebat 👍 dirimu, Dari mana dirimu tahu nama kucing Rasulullah Muiz, apa namanya tadi?"
"Mu'izzah atau Muezza, sejenis kucing domestik Angora Bu. Fahri baca di internet seperti itu Bu. Boleh ya Fahri pelihara kucing?
"Tanya Bapakmu Sono?
"Ibu dulu yang membolehkan, kalau ibu membolehkan , ayah insyaa Allah setuju-setuju aja tu Bu."
"Tadi ibu jelaskan, apapun yang kita kerjakan harus niat karena Allah dan cara memelihara kucing harus sesuai dengan cara Rasulullah. Siiplah kalau begitu."
"Siiip gimana...maksudnya?
"Fahri senang, ibu izinkan Fahri memelihara kucing. Insyaa Allah niat Fahri ikhlas Bu. Ibu tinggal izinkan Fahri aja...betul...betul...betul...
"Terserah Fahrilah." Ibu setuju tidak, melarang juga tidak. Asalkan dua syarat terpenuhi. Fahri harus bertanggung jawab memelihara kucingnya. Jangan-jangan ibu yang menanggung, Fahri yang jawabnya.
"Ashiaaaaap, terima kasih Bu."
Sore itu, seekor anak kucing landing di rumah Bu Maryam. Fahri sibuk mencari kardus, papan, tempat air minum, piring, handuk kecil, tempat BAK dan BAK dll untuk kucing. Semuanya diletakkan di luar rumah.
Menjelang azan berkumandang, Fahri baru selesai mempersiapkan perangkat pemeliharaan kucing perdananya.
Sebelum isya dan belajar sebentar, Fahri meminjam HP ayahnya. Dia searching nama-nama kucing jantan. Dari sekian banyak nama kucing, dia pilih satu nama. Nama yang nyangkut di hatinya "Timmy" artinya kucing lucu, imut, dan menggemaskan.
Itu bedanya generasi yang terlahir di era digital '(digital native) dengan generasi X, Y, dan Z (generasi abjad terakhir, istilah Bu Maryam), generasi alfha, Betha, generasi millenial dll. Generasi sekarang, semuanya disearching, digoogling, dibrowsing, di diposting dan di ing ing ing lainnya. Kadang rela menjadi jemaah youtubiyah, facebookiyah, Instagramiyah, dan tiktokiyah dll.
Setelah shalat isya dan sedikit murajaah hafalan, Fahri sudah mengantuk.
"Hari belum jam sembilan, sudah ngantuk aja anak bujang Ibu" kata Bu Maryam.
"Cuapeknya minta ampun Bu, Fahri tidur dulu Bu, Yah, Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam" jawab Bu Maryam.
BERSAMBUNG...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar