Follow Us @soratemplates

Sabtu, 20 Februari 2021

ANTARA WANITA, EMAS , DAN DINAR


Wanita itu identik dengan perhiasan. Setiap wanita suka membeli, mengoleksi, dan memakai emas sebagai perhiasan.  Wanita millioner atau milyader perhiasannya di samping emas juga berlian. Bukan berarti wanita matrealistis ya Pak.  Fitrah wanita memang suka perhiasan. Bahkan wanita itu sendiri adalah perhiasan. "Dunia adalah perhiasan, sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah." (Hadits). 


Setiap lelaki shalih memilih menikah dengan wanita shalihah.  Lelaki tidak shalih pun cenderung mencari istri yang shalihah. Apakah wanita shalihah suka perhiasan? memang iya, karena setiap wanita fitrahnya demikian. Hanya saja wanita shalihah tidak terobsesi dengan perhiasan berupa emas atau berlian. Jika ada Alhamdulillah, jika tidak ada tetap Alhamdulillah.


Btw, ngomong-ngomong tentang emas sebagai perhiasan, kali ini  emak dasteran seperti saya mencoba merefleksi tentang emas dan Dinar. Namanya refleksi tentu bersifat subjektif individual, tidak representatif bagi penilai yang lain. 


Kita mungkin pernah membaca atau mendengar berita tentang pasar Mu'malat Depok. Transaksi jual beli di pasar tersebut tidak menggunakan mata uang rupiah, melainkan memakai koin dinar dan dirham.  Tulisan ini tidak ada kaitannya dengan berita ini. Hanya sekadar berpendapat tentang emas dan Dinar.


Samakah antara emas dan Dinar? Jawabannya, emas tidak sama dengan dinar Mak. Emas ya emas, dan Dinar ya dinar, antara Dinar dan emas terdapat perbedaan.  Meskipun emas dan Dinar berasal dari zat yang sama. 


Disebabkan emas dan Dinar berbeda, emak jangan coba belanja di warung atau di mall pakai Dinar. Pakailah rupiah, baik langsung maupun digesek. Tergantung jenis kartu yang ada di dompet Mak. Kartu ATM bisa, kartu Debet boleh, dan kartu kredit apalagi. Saya kurang paham Mak. Dalam dompet saya hanya ada kartu tanda penduduk...wk.wk.


Oh ya Mak,  jika emak ingin terlihat metropolis, kekinian, sosialita, modis, dan berkelas,  bisa saja pakai emas perhiasan. Bukan emas batangan ya Mak, entar dikejar orang, soalnya peminatnya banyak. Sekarang, Covid-19 belum berlalu, jangankan emas batangan, barang rongsokan di belakang rumah aja hilang Mak. Apalagi benda berharga seperti motor atau mobil. 


Bolehkah kita memakai Dinar untuk perhiasan?, itu sih terserah Mak. Mak boleh saja gantungkan dinar di leher, di telinga, di kaki, di kerudung sebagai ganti aksesoris. Suka-suka Mak pakainya kek gimana, horang kaya mah bebas Mak. 


Lalu emas itu apa? Dinar itu apa? Sabar Mak...ini yang mau saya tuliskan. Emas adalah logam mulia yang bernilai tinggi. Emas selalu hadir dalam wujud emas. Tidak akan disebut emas jika tidak berwujud Emas. Jika ada emas berwujud kue brownis atau bakso lava tidak disebut emas ya Mak. Emas juga tidak selalu berwarna kuning. Emas putih juga ada. Teman saya enggan memakai emas warna kuning, takut hilang, katanya. 


Selanjutnya Dinar adalah mata uang suatu negara yang memiliki nilai ekstrinsik emas. Dinar bisa berwujud emas secara langsung, bisa berwujud uang logam atau secarik uang kertas yang dijamin emas. Jaminan emas ini disimpan dengan aman di suatu tempat. Di mana disimpan? Ini sulit jawabnya Mak. Pokoknya disimpan. Siapa yang nyimpan? Negara yang nyimpan Mak. Jika saya yang nyimpan kawatirnya jiwa korupsi saya kambuh...he...he. 


Lalu apa perbedaan dinar dengan uang kertas? Keduanya beda Mak. Dinar sebagai mata uang dijamin emas, namun uang kertas ya uang kertas doang. Tak dijaminkan dengan emas, tidak memiliki nilai instrinsik emas,  nilainya tergantung undang-undang negara. Nilai uang kertas bisa menguap seperti asap, bisa terbang seperti layangan, dan bisa tidak bernilai sama sekali. Misalnya di negara mana tu Mak...saya lupa. 


Beda dengan Dinar, Dinar merupakan mata uang dengan nilai intrinisk Emas, sekaligus dilindungi undang-undang negara  melalui seperangkat sistem hukumnya. Meskipun emak keturunan Sultan, memiliki  emas bergudang-gudang, setiap gudang ada kuncinya seperti Qarun, lalu emak ingin mencetak uang logam bertuliskan kata Dinar, tidak disebut Dinar mak. Tahu penyebabnya?. Ya, mak pintar, karena tidak dilindungi dan diatur oleh UU negara. Hanya institusi negaralah yang pemberlakukan Dinar sebagai mata uang.


Mata uang kita bukan Dinar, tetapi rupiah. Mata uang Arab Saudi disebut Riyal, mata uang Malaysia namanya Ringgit, mata uang China dikenal Yuan, di Amerika disebut Dolar, Uni Eropa mata uangnya Euro. Semua ada mekanisme hukumnya Mak. Tidak bisa suka-suka kita. Jika Mak ngotot buat mata uang Dinar karena emas Mak sepuncak gunung Himalaya, tidak bisa Mak. Sepengetahuan saya sebagai emak dasteran, Dinar dan dirham merupakan mata uang resmi negara, khusus negara dengan sistem pemerintahan Islam. Seperti pada masa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, masa Khulafaur Rasyidin dan masa pemerintahan Islam setelahnya. 


Itulah pendapat saya tentang  wanita, emas dan Dinar Mak. Jika emak and bapak punya pendapat lain, silahkan ditulis di kolom komentar ya Mak & Pak.


Semoga bermanfaat

Salam Ukhuwah,


Darimis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar