Follow Us @soratemplates

Kamis, 04 Februari 2021

BAHAGIA ITU PENTING, KEBERKAHAN JAUH LEBIH GENTING

 


Semua kita pernah mendengar atau mengucapkan kata berkah atau keberkahan. Saya pribadi minimal satu kali dalam setahun mendapat ucapan "Barakallahu fikki" (Semoga Allah memberkahimu).

Namun, saya tidak tahu apa hakikat keberkahan itu? Mana yang lebih tinggi antara berkah dengan bahagia?. Pertanyaan itu sering muncul dalam pikiran. Namun kadang malas menelusuri dan mempelajarinya dari berbagai bahan bacaan berkaitan dengan keberkahan.

Keberkahan atau berkah adalah kata yang sering dikaitkan dengan kesuksesan atau kebahagiaan yang didapatkan seseorang. Misalnya "Semoga ujiannya sukses dan berkah ya". "Semoga rezekinya berkah ya, aamiin."

Ketika seseorang meraih keberhasilan dalam studi, dapat pekerjaan, dapat momongan, atau ketika menempati rumah baru. Bahkan agar terkesan Islami, kadang tanpa sadar kita ucapkan "Met milad, barakallah fi umriik." Meskipun Rasulullah sendiri tidak pernah mengucapkan kata itu kepada istri, anak-anak, teman, atau sahabat beliau di hari lahirnya. 

Kembali ke layar ..he..he. Kata berkah secara etimologi memiliki dua makna, yakni (1) bertambah banyak, dan (2) dan tahan lama.

Sementara secara terminologi,  dikemukakan Imam An-Nawawi, keberkahan adalah kebaikan yang banyak dan abadi. Senada dengan Imam al-Ghazali mengartikan keberkahan dengan bertambahnya kebaikan pada ssuatu yang dimiliki. 

Untuk lebih memahami arti keberkahan, bagusnya kita cermati kejadian di masa Rasulullah shallallahu 'Alaihi Wasallam. Suatu ketika Rasulullah shallallahu 'Alaihi Wasallam terlihat lemas, karena menahan lapar. Abu Thalhah yang mendengar hal itu akhirnya menemui istrinya. Abu Thalhah dan istrinya berniat mengundang beliau untuk makan.

Singkat cerita, Abu Thalhah dan istrinya hanya memiliki makanan sedikit. Namun ternyata Rasulullah shallallahu 'Alaihi Wasallam mengajak banyak sahabat untuk ikut makan ke rumah Abu Thalhah. Abu Thalhah menjadi cemas; makanan sedikit apakah cukup untuk menjamu tamu sebanyak itu?

Akhirnya, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan shahabat-shahabatnya tiba di rumah Abu Thalhah. Sebelum acara makan dimulai, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam mendoakan makanan yang dihidangkan. Setelah itu para tamu diminta makan bergantian. Yang pertama makan adalah 10 sahabat. Lalu, 10 sahabat berikutnya, kemudian 10 sahabat berikutnya, dan seterusnya.

Akhirnya semua sahabat yang datang itu makan sampai kenyang, sedangkan jumlah mereka waktu itu 70 atau 80 orang. Setelah itu, barulah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan keluarga Tholhah makan hingga kenyang pula. (Sumber: H.R. Al-Bukhari, No. 3385; Muslim, No. 2040)

Kejadian ini mengajarkan kita, tentang keberkahan dari segi makanan. Jumlahnya tidak saja cukup, tetapi penuh kebaikan. Hal yang terpenting dari berkah itu adalah bertambahnya ketaaatan kepada Allah Subhanahu Wata'ala.

Menurut Imam Ibnu Rajab. Setidaknya ada 4 kandungan dari keberkahan sekaligus arti sesungguhnya dari keberkahan itu sendiri.

1. Keberkahan adalah suatu keadaan bertambahnya ketaatan kepada Allah Subhanahu Wata'ala.

"Keberkahan menjadi panorama keindahan dalam kehidupan seorang Muslim." (Ibnu Rajab).

Anak yang berkah adalah anak yang shalih, rajin beribadah, Mendo'akan ortunya masuk surga.

Tempat yang berkah adalah tempat yang dinaungi oleh malaikat, itulah majlis ilmu atau majlis dzikir.

Harta yang berkah terletak pada sikap ketika menerima harta, harta tersebut dapat menambah ketaatan kepada Allah Subhanahu Wata'ala. Seperti Umar bin Khattab menggunakan semua yang ditulis, semua harta digunakan di jalan Allah Subhanahu Wata'ala, untuk menambah ketaatan kepada Allah.

Hidup yang berkah bukan hanya sehat, tetapi sakit juga berkah, seperti Nabi Ayub As. Sakitnya menambah taatnya pada Allah Subhanahu Wata'ala.

Berkah atau barokah tidak identik dengan panjang umur. Seperti Do'a ulang tahun "Panjang umurnya,. Panjang umurnya, panjang umurnya serta mulia." Tetapi umur pendek pun ketika taatnya dahsyat kepada Allah Subhanahu Wata'ala, seperti Mus'ab bin Umair, seorang delegator pertama Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam ke Yastrib (Madinah). Dia diwafatkan Allah Subhanahu Wata'ala di usia muda. Dia seorang bangsawan,  hartawan, tampan, dan berkelas (seperti anak sultan), memilih menjadi utusan perdana nabi Muhammad menyiarkan Islam ke Yasstrib. 

Ilmu yang berkah bukan ilmu yang banyak riwayat, catatan kaki, referensinya, atau sitasinya/dirujuk orang, tetapi ilmu yang menjadikan seseorang meneteskan keringat dan darah dalam beramal dan berjuang di jalan Allah Subhanahu Wata'ala. Ilmu yang membuat seseorang tertunduk kusyuk meneteskan air mata mengingat dosa dan kesalahannya. Ilmu yang membuat seseorang mencerahkan hidup, pikiran, perasaan, dan perbuatan manusia lain. 

Penghasilan yang barkah bukan terletak pada gaji besar dan harta yang banyak sampai sekian turunan,  tetapi rezeki yang berkah adalah sejauhmana harta itu menjadi jalan rezeki bagi orang yang membutuhkan. Seperti Usman bin Affan, seorang sahabat Rasulullah, salah seorang khulafaur rasyidin, saudagar kaya raya. Dia selalu berlomba menginfakkan hartanya dengan sahabat lain. Sudah sekian abad sumur Yahudi yang dibelinya untuk umat, masih berfungsi sampai sekarang.

Pernikahan yang berkah bukanlah pernikahan yang nampaknya senang, kaya, dan bisa liburan ke berbagai destinasi wisata. Namun pernikahan berkah adalah pernikahan itu makin hari makin meningkatkan ketaatan pasangan suami istri (pasutri) kepada Allah Subhanahu Wata'ala, makin tenang (sakinah), makin mencintai  (mawaddah) dan makin berkasih sayang karena Allah (rahmah) sampai ajal menjemput.

2. Keberkahan artinya sunnah atau hikmah.

Allah Subhanahu Wata'ala memberikan kepada seseorang untuk mendapatkan hikmah. Sunnah artinya cara hidup yang mampu meneladani kehidupan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Sunnah itu ibarat perahu nabi Nuh, As. Jalan selamat berlayar menuju Jannah. Makanya dalam mengamalkan Sunnah kita tidak boleh pilih-pilah, karena kita tidak tahu, sunnah mana yang mengantarkan kita ke syurga Allah.

3. Berkah artinya istiqamah

Seseorang diberi keberkahan ketika ia mampu menjaga hangatnya iman, nikmatnya ibadah, indahnya Sunnah, dan manisnya amal shalih dalam kehidupan. Sebab hijrah dari maksiat ke taqwa itu mudah, yang sulit adalah istiqamah dalam ketaatan hingga husnul khatimah.

4. Berkah mengandung artinya diwafatkan dalam keadaan husnul khatimah

Jika Allah mencintai hamba-Nya diberikan-Nya pemanis dalam hidup. Artinya seseorang disibukkan dengan ibadah dan taat sebelum sampai garis ajal dengan Husnul khatimah. Tiada kematian yang paling indah dan menyenangkan selain wafat dalam keadaan husnul khatimah.

Sebagai hamba Allah kita harus mengusahakan keberkahan dalam semua sisi kehidupan. Kebahagiaan adalah makmum dari keberkahan, sementara imamnya adalah berkah itu sendiri. Bagaimana cara memperoleh berkah? Jawabannya adalah sebagai berikut:

1. Semua amal kebaikan hendaknya berbasis keimaanan dan ketaqwaan kepada Allah Subhanahu Wata'ala.

2. Beramal shalih dan mengikhtiarkan kebaikan hubungan dengan Allah dan semua makhluknya.

3. Setiap amal shalih dilakukan secara ikhlas, semata untuk mencari Ridha Allah.

4. Menyegerakan menjemput ampunan Allah, ketika bersalah cepat taubat nasuha.

5. Senantiasa memohon diberi keberkahan oleh Allah.

"Allahumma baarikli fi ma a’thait”

(Ya Allah berikanlah barakah kepada apa yang telah Engkau karuniakan kepada kami. aamiin)

Semoga bermanfaat

Sobatmu

Darimis

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar