Siklus air adalah simbol kesabaran atas konsensus alam. Air tidak pernah mengeluh ketika dipanaskan, atau didinginkan. Bahkan dengan dua kondisi itu ia dapat memberikan manfaat bagi orang yang membutuhkan.
Air siap menjadi asin, manis, keruh dan jernih atau bentuk apapun yang alam inginkan. Namun, ketika saatnya ia harus menguap dan naik ke angkasa ia akan menunjukkan wujudnya yang asli yang BENING dan MENSUCIKAN.
Air memiliki fleksibilitas sifat, ia bisa positif bisa juga negatif. Imam Al-Qurtubi menyatakan dunia selaksa air. Air tidak pernah setia pada suatu tempat, ia mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah.
Sama dengan dunia dunia tak pernah setia dengan pencintanya. Seseorang mencintai dunia, maka orang lain diberi cinta lebih banyak oleh dunia.
Air itu menguap dalam kondisi-kondisi tertentu. Dunia juga menguap, semua keindahan dunia menguap, hilang, dan tak berarti. Orang-orang yang membanggakan dunia, dunia akan menguap dari kehidupannya ketika ia menghadap Ilahi.
Air bersifat membasahi, jika bermain dengan air maka akan basah. Jika bermain dengan dunia, dunia akan membasahi bahkan menenggelamkan kita.
Air bermanfaat jika jumlahnya sedikit, sekadar untuk minum melepaskan dahaga, jika jumlahnya banyak, air akan berbahaya. Begitu dunia, dunia akan bermanfaat jika dimanfaatkan secukupnya untuk bekal perjalanan ke akhirat. Jika dunia digunakan terlalu banyak maka dunia melalaikan beribadah, dunia akan masuk ke hati, enggan keluar, menyebabkan para pecintanya mengkultuskan dunia, dan takut pada kematian.
Air adalah pasukan Allah, yang senantiasa berdzikir dan patuh pada setiap perintah-Nya. Sama-sama air namun fungsi bisa berbda ketika digunakan pada kaum beriman atau orang-orang shaleh.
Air yang mengantarkan Musa As., ke istana Fir'aun. Padahal Musa mungil sedang dalam kondisi terlemah. Seorang bayi yang dimasukkan ibunya ke dalam keranjang yang belum lulus uji anti bocor. Air juga yang menghancurkan pasukan Fir'aun padahal ia sedang dalam masa jaya dengan imperium terkuatnya.
Kita sebagai manusia semua kejadian adalah hikmah, sarat berkah. Jadikan kisah air dan selaksa air sebagai ibrah. Hidup bukan sekadar hidup, seperti air mengalir. Tetapi hiduplah semata-semata meniru ketundukkan air pada semua aturan Pencipta-Nya. Wallahu A'lam Bisshawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar