Follow Us @soratemplates

Senin, 20 Januari 2020

SURAT CINTA ANAKKU

Kebiasaan merapikan sesuatu kadang menjadi momentum istimewa. Isi lemari agak masih rapi, hanya saja ada letak dokumen, faktur, bukti pembayaran pendidikan sekolah anak, struk listrik dan ppede-a-m, sedikit berantakan. Meskipun agak sedikit capek dan kurang sehat, berusaha untuk membenahi dokumen tersebut. Tujuannya, ketika ada faktur atau dokumen penting yang diperlukan mudah didapatkan. 

Ketika menyusun dokumen lapor semester, tiba-tiba ada satu surat beramplop putih. Surat apa ini? tanpa ragu surat tersebut dibuka berlahan, ternyata sepucuk surat dari anak sulungku “

"
Ayah dan Ibu, aku akan berusaha untuk tidak melawan, maupun menyusahkan Ayah dan Ibu. Tolong....tolong....maafkan aku Ayah dan Ibu.
Kalau aku besar nanti, aku akan berusaha untuk membawa Ayah dan Ibu ke Tanah Suci dengan rezeki Allah. Aku akan memberi mahkota cahaya kepada Ayah dan Ibu di akhirat kelak, Insyaa Allah.
MAAFKAN AKU AYAH DAN IBU
MAAFKAN AKU AYAH DAN IBU
Terima kasih atas kasih sayang Ibu dan Ayah.
Aku akan membalas semua jasa Ayah dan Ibu, yang telah menyayangi aku dari kecil sampai saat ini. Aku tidak akan mengecewakan Ayah dan Ibu. Aku akan membanggakan Ayah dan Ibu. Terima kasih, karena Ayah dan Ibu telah berusaha untuk menyekolahkanku di sekolah terbaik dan favorit buat aku.
Maafkan aku Ayah dan Ibu, tolong maafkan aku Ayah dan Ibu. AKU SANGAT SAYANG DAN CINTA KEPADA AYAH DAN IBU.
Ayah dan Ibu...!

Pada lembaran kedua tertulis cita-cita dan target penting anakku baik jangka pendek, menengah, dan jangka panjang di akhirat kelak (sensor ya, tidak pantas dituliskan di sini).  Berulangkali membaca surat tersebut sambil menghayati setiap konten yang tertulis. Tanpa terasa air mata ini menetes. 

Ada rasa haru, bersyukur, bahagia, dan sedih sekaligus mengaduk-aduk isi hatiku. Anggapanku selama ini, anakku hanya seorang anak, sama dengan anak-anak lainnya. Ternyata hari ini dialah anak sangat istimewa minimal dalam penilaian ibunya sendiri. Meskipun tidak tahu persis alasan anakku menulis surat tersebut. Satu hal yang pasti, do'a seorang ibu tetap terbaik untuk semua anak "

Pintu maaf seorang ibu senantiasa terbuka untuk semua anak-anaknya, sebesar apapun kesalahan anak-anaknya tersebut. Tidak hanya maaf, bahkan semua do'a terbaik selalu dimohonkan kepada Rabb untuk kebaikan, kemudahan, kelancaran, dan keberkahan hidup anak-anaknya. Itulah ibu yang rela mengorbankan nyawa demi melahirkan, rela tidak tidur demi menjaga anak-anak, dan rela hidup menderita asalkan anak-anaknya senang dan bahagia.

Tidak ada kebahagiaan yang paling bahagia, ketika Allah mengabulkan sepenggal do’a “

"Indikator keshalihan anak menjadi starting poin setiap keberhasilan duniawi. Anak boleh juara kelas asalkan dia shalih/shalihah, anak boleh juara olimpiade asalkan dia shalih/shalihah, anak boleh juara di berbagai bidang asalkan tetap dalam keataan kepada Rabb-Nya, sebab tidak satupun keberhasilan manusia yang terlepas dari hukum syarak. Semua cara yang digunakan untuk meraih keberhasilan, dan keberhasilan itu sendiri harus ada keterikatan dengan Allah Subhanahu Wata'ala, karena hidup bukan sekadar bermanfaat dan berprestasi, tetapi sejauhmana manfaat dan prestasi tersebut sejalan dengan ketentuan dan ridha Allah. 

Nak...teruslah belajar tentang Penciptamu, Nabimu, Kitabmu, Dienmu yang mulia! hingga engkau tahu hakikat hidupmu: "Dari mana?, Untuk apa?, dan Mau kemana?. Engkau akan kenal siapa Rabb kita. Jika engkau paham semua manusia, alam semesta, dan kehidupan berasal dari Allah, engkau akan memahami bahwa hidupmu harus sesuai dengan aturan Allah yang terdapat dalam kitab suci kita dan sejalan dengan perkataan, perbuatan dan diamnya Rasulullah (Al-Quran dan Sunnah). 

Nak...kita hidup dunia bukan sekadar hidup. Kita lahir, anak-anak, remaja, dewasa, bekerja, menikah, punya anak, tua, kemudian mati. Bukan sekadar untuk itu kita hidup nak. Kita hidup untuk menyembah Allah, memurnikan aqidah kita dari setiap yang kita istimewakan selain Allah, tujuan tertinggi hidup kita mencari ridha Allah. Maka jangan pernah kamu mengistimewakan nilai rapormu, hapalanmu, shalat tahajjudmu, shalat dhuhamu, kehebatan otakmu, kegantengan parasmu, kepintaran ustadmu, banyaknya tabunganmu, tapi istimewakanlah Allah dalam hidupmu, karena semua keistimewaan itu bersumber dari Allah Yang Maha Istimewa. Jadikan semua perbuatanmu  memenuhi kriteria ihsanul amal: (1) niat ikhlas karena Allah, dan (2) cara melakukannya sesuai ketentuan syarak. Apapun perbuatan baik yang kamu lakukan jika tidak ikhlas dan cara melakukannya tidak sesuai ketentuan Allah maka amalanmu tidak bernilai amal shalih di sisi Allah. Mungkin di sisi manusia terlihat baik, dan bermanfaat, tetapi belum bernilai pahala di sisi Allah. Untuk itu nak, murnikan niat setiap amalmu, hindarkan dirimu dari sifat riya', sumaah, dan kibr (sombong), karena akan menghanguskan semua pahalamu nak.

Nak...jika engkau paham mau kemana kita setelah mati? maka kamu akan memahami bahwa kita akan menghadap Allah. Semua kita akan meninggalkan dunia ini. Tidak ada yang kita bawa selain keimanan dan semua amal shalih kita. Meskipun kamu kaya raya, kekayaanmu akan menjadi warisan. Meskipun kamu memiliki kenderaan mewah, tetap kenderaan terakhirmu hnya keranda. Walaupun kamu memiliki istana mewah, tetap yang menjadi rumah terakhirmu adalah kuburan. Untuk itu nak, perkuat aqidahmu, perbanyak amal shalihmu, perbagus akhlakmu, jika memungkinkan perbanyak hafalan al-Quranmu hingga 30 Juz. Kamu boleh kaya seperti Usman bin Affan dan  Abdurrahman bin Auf, tetapi infaq dan shadaqahmu mesti seperti sahabat nabi itu juga. Kamu boleh memiliki kenderaan mewah, asalkan kenderaan mewahmu itu digunakan untuk meninggikan dienmu, berdakwah dan membela agama Allah. 

Nak ketika manusia mati. Itu adalah awal kehidupan yang sesuangguhnya. Tempat pertanggungjawaban semua yang kita lakukan di dunia ini. Kita akan melewati alam barzakh, firnah barzakh, azab kubur dan nikmat kubur sampai hari kiamat. Kiamat adalah terminal kedua sedelah barzakh, hari kebangkitan semua umat manusia. Di sana ada padang mashar, ada hari perhitungan amal (yaumul hisab), ada mizan dan akuntabilitas semua perbuatan kita, ada sirat. Ketika kita mampu melewati semua itu, maka kita akan memasuki syurga Allah. Nak...keyakinan kita terhadap hari berbangkit dan seluruh prosesi yaumul hisab membuatmu hati-hati dalam beraqidah, beramal, berakhlak, dan berjuang untuk agamamu. 

Anakku...setiap sujud ibu berbisik ke bumi, harapan terdengar di langit (kalangan malaikat) dan diijabah oleh Allah “Suatu saat semua anak-anak ibu, dan kita semua berhasil memasukki syurga Firdaus tanpa hisab, bertetangga dengan para Nabi, bersebelahan kamar dengan kekasih Allah (Muhammad, SAW), aamiin. Cita-cita tertinggi ibu adalah Kita semua dapat melihat wajah Allah, Rabb, Pencipta, dan Pengatur hidup kita dari jarak paling dekat di syurga nanti. Semoga semua berjalan lancar semua ikhtiar dan mujahadah kita berjalan mulus, hingga syurga menjadi tempat reuni terindah kita, aamiin Ya Mujiib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar