Follow Us @soratemplates

Senin, 27 Januari 2020

MEMAKNAI KEGAGALAN

Kegagalan merupakan garis kontinum keberhasilan,
Jika di satu ujung dinamakan kegagalan,
namun diujung yang lain adalah keberhasilan.

Kegagalan adalah cara Allah menguji ketahanan insan
untuk tetap istiqamah dengan amalan demi menggapai keridhaan-Nya, sekaligus pembelajaran sejati mengenai urgensi rasa syukur atas nikmat yang disuguhkan.

Kegagalan bukan indikasi penderitaan dan kesengsaraan, tetapi strategi Allah memperkenalkan makna ikhtiar dan perjuangan, indahnya cara Allah dalam menghadirkan momentum keberhasilan. Allah Dzat Maha Pengatur semua jiwa insan dalam genggaman, menghadirkan apa yang dibutuhkan bukan apa yang diinginkan insan. Yakinlah rencana Allah pada diri setiap insan lebih agung dan penuh kejutan.

Kegagalan diterima dengan segenap kesabaran dan ketabahan, sambil terus membenahi perencanaan dan amalan, mana tahu kesalahan dan kemaksiatan menjadi penghalang keberhasilan. Introspeksi diri lebih diutamakan daripada menyalahkan orang lain atas kegagalan. Refleksi hati atas kegagalan lebih menentramkan, barangkali ada terselip angkuh dan kesombongan yang direncanakan jika keberhasilan di tangan.

Kegagalan adalah pembelajaran sejati untuk kedewasaan dan kematangan dalam ketaqwaan. Jika kegagalan dimaknai dengan keimanan, maka insan mengembalikan urusan kepada Allah yang Maha Penentu keadaaan. Allah Maha Penyayang senantiasa memberikan kemudahan bersama kesulitan.

Tatkala kegagalan dimaknai kesengsaraan. Ada pemahaman terhadap qadha dan qadar yang belum mapan. Bagusnya belajar agama ditingkatkan. Bukan sibuk mencari kambing hitam atas kenyataan. Toh, kambing hitam tak pernah terkait dengan kenyataan. Semua kejadian tak pernah lepas dari kendali Sang Pengatur kehidupan. Cara terbaik menerima kegagalan adalah tetap ridho atas setiap ketentuan. Pada Allah tetap husnusdzon. Tingkatkan kesabaran, sembari belajar berbagai kelemahan kegiatan yang pernah dilakukan. Susun ulang perencaan. Kalkulasikan setiap hambatan, perkirakan solusi mengatasi berbagai hambatan. Kemudian lakukan setiap rencana dengan penuh keikhlasan, kesungguhan, dan ketekunan. Kemudian kuatkan tawakal, sebab Allah adalah semua sandaran.

Allahu A'lam Bissawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar